Indonesia akan memiliki menara
tertinggi di dunia. Proyek pembangunan menara yang menelan biaya Rp 3 triliun
itu pondasi yang telah selesai, tetapi sempat terhenti karena dampak krisis
moneter tahun 1998. Pembangunan ditargetkan selesai tahun 2012. Ide pembangunan
menara ini berawal dari mantan Presiden Soeharto tahun 1994, sebagai menara
telekomunikasi dan multimedia yang didukung fasilitas Mal, kantor, pariwisata
dan Ikon Nasional lainnya.
Sebelumnya, tahun 1996 diadakan sayembara
desain yang dimenangkan Murphi/Iohn dari Amerika Serikat. Namun karena desainnya
terlalu mahal untuk dikembangkan, akhirnya pemerintah memilih desain dari
pemenang kedua yaitu karya East Chine Architecture Design & Research
Institut (ECADI), karena desain kedua ini dianggap lebih sederhana dan benuansa
Asia.
Peresmian pembangunan dilakukan tahun1997
oleh Gubernur Jakarta Soerjadi Soedirdja dan Mensesneg Moerdiono, setelah
disetujui Presiden Soeharto di Bina Graha, Jakarta. Presiden mengusulkan agar Menara Jakarta diganti menjadi
Menara Trilogi.
Pembangunan dimulai pada masa Gubernur
Soerjadi Soedirdja, setelah terhenti karena krisis maka dilanjutkan pada masa
Gubernur Sutiyoso, namun perkembangannya sangat lamban. Baru pada masa Gubernur
Fauzi Bowo, pembangunan mulai di kerjakan lagi dengan Visi “Sentra Gaya Hidup”.
Menara dibangun diatas tanah seluas 306,810 m2,
luas gedung 40,550 m2 dan tinggi 558 meter.
(Suara Merdeka, 19 Pebruari 2009).
Seandainya Menara Jakarta benar-benar
terwujud, Indonesia
semakin lengkap dalam hal “TertinggI”. Bidang-bidang yang masuk lavel 5
tertinggi didunia adalah : Jumlah rakyat miskin tertinggi, jumlah TKI/TKW
keluar negeri tertinggi, jumlah rakyat buta aksara dan buta huruf tertinggi,
jumlah kerusuhan tertinggi, jumlah pulau tertinggi, jumlah pabrik narkoba
tertinggi, jumlah penduduk tertinggi, jumlah pengangguran tertinggi, jumlah
pengguna situs porno tertinggi, jumlah kendaraan tertinggi, jumlah haji
tertinggi dan jumlah koruptor tertinggi.
Sementara yang terendah adalah kualitas
pendidikan, yaitu kemampuan membaca siswa SD menduduki urutan ke 26 dari 27
negara yang di survey, serta kemampuan
matematika siswa SMP menduduki urutan ke
34 dari 39 negara yang di survey (Suara Merdeka, 2 April 2009).
Sungguh ironis, dimana rakyat antri berebut
sedekah, infaq, zakat dan beras raskin hingga terjadi korban tewas, sementara
pemerintah menggelontorkan dana 3 triliun hanya untuk menanam besi beton di
tengah-tengah metropolitan. Dengan terwujudnya Menara Jakarta, tentunya rakyat
miskin hanya bisa menikmati lewat media masa dan melihat dari kejauhan, dan dipastikan
rakyat miskin tidak merasakan bangga sedikitpun dengan adanya Menara Jakarta.
Karena, dengan perasaan bangga tidak akan membuat perut menjadi kenyang, bahkan mungkin sebaliknya
perut menjadi mual, mules dan keroncongan.
0 Comments