Peredaran Uang Jajan di Suatu Kantin



Di Suatu Sekolah Tahun Ajaran 2008/2009 jumlah anak pada suatu sekolah 480 siswa dengan perbandingan 250 laki-laki dan 230 perempuan.  Berdasarkan data tingkat kemampuan ekonomi, rata-rata siswa dari keluarga yang kurang mampu. Dari jumlah 480 siswa diantaranya 120 siswa mendapat beasiswa/subsidi  dari pemerintah daerah dan 30 siswa dibebaskan dari uang iuran komite.

Sementara siswa yang tidak mendapatkan uang subsidi, mereka sebagian besar juga masih kesulitan untuk membayar iuran komite setiap bulannya. Sebab berdasarkan data pada bendahara iuran komite, siswa-siswa tersebut selalu terlambat membayar iuran setiap bulannya. Setelah kami lakukan wawancara pada beberapa siswa dan orang tua siswa, mereka mengaku dari keluarga yang kurang mampu/miskin.

Namun sebaliknya ketika kami amati setiap istirahat pertama dan kedua, hampir separuh jumlah siswa berjubel di depan kantin untuk jajan. Kantin sekolahan yang hanya satu sangat terlihat jelas bahwa siswa-siswa tersebut berebut untuk jajan sesuai dengan keinginannya.

Setelah dilakukan pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan siswa, bahwa siswa menghabiskan uang jajan setiap hari di sekolah rata-rata 2000 rupiah. Hasil pengamatan pada bulan Januari 2009, rata-rata setiap istirahat ke 1 yang jajan 150 siswa dan istirahat ke 2 rata-rata 75 siswa. Jika di hitung secara matematis  225 siswa X 2000 rupiah X 25 hari, maka rata-rata setiap bulan 11,250,000,- rupiah. Apabila dalam satu tahun ada 10 bulan efektif, maka 11,250,000 rupiah X  10 bulan = 112,500,000 rupiah setiap tahunnya.

Dengan melihat data hasil survey tersebut bahwa data ini menunjukan angka yang fantastis yaitu  Siswa tersebut adalah siswa konsumtif (boros).  Siswa yang konsumtif tersebut sangat bertolak belakang dengan pengakuan orang tua siswa yang mengaku miskin.

Benarkah siswa itu dari keluarga-keluarga miskin ?
Tentunya sudah tren (membudaya) bahwa bangsa Indonesia sudah tidak malu lagi untuk berbohong bahwa dirinya mengaku orang miskin agar di beri belas kasihan orang lain.

Siapa lagi yang ingin mengaku miskin, daftar dan beri komentar tulisan ini. Terimakasih…

Post a Comment

0 Comments