UNAS dan Guru Curang



Benarkah harga diri sekolah dan nama baik kepala sekolah ada pada tingkat kelulusan Ujian Nasional siswanya ?.
Dibeberapa sekolah guru melakukan kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan UN/UNAS. Bentuk kecurangan itu antara lain : Guru membantu mengerjakan soal siswanya, guru memberi kunci jawaban kepada siswanya, guru membiarkan siswanya mencontek, guru membiarkan siswanya bekerja sama sesama teman dalam satu ruang bahkan kepala sekolah memberikan instruksi kepada pengawas ujian agar siswanya diberi kebebasan seluas-luasnya dalam mengerjakan soal-soal ujian.

Caranya adalah  : pertama, setelah panitia UNAS mengambil naskah soal, selanjutnya salah satu soal diambil dari dalam amplop. Kemudian guru yang dianggap mampu disuruh mengerjakan soal dan membuat kunci jawaban. Setelah itu kunci jawaban di distribusikan ke salah satu siswa, lalu siswa menyebarkan pada teman-temannya sebelum ujian dimulai. Kedua, membuat pemetakan anak yang dianggap mampu mengerjakan soal ujian  dan anak yang kurang mampu mengerjakan soal ujian. Dalam satu ruang diisi 20 peserta dan minimal diisi 2 siswa yang mampu. Siswa dengan soal A membantu temamnya yang mendapat soal A, siswa dengan soal B membantu temannya yang mendapat soal B. Selanjutnya pengawas telah dihimbau oleh kepala sekolah setempat untuk memberikan kebebasan siswa bekerja sama dan pengawas pura-pura tidak tahu atau pengawas disuruh minum dulu di kantor. Ketiga, siswa disuruh tidak menghitamkan lembar jawaban atau tidak dijawab. Setelah lembar jawab dikumpulkan, tindakan selanjutnya adalah guru-guru melakukan perbaikan di kantor dalam ruang tertutup. Jawaban yang salah dirubah dengan jawaban yang betul dan jawaban yang masih kosong langsung  dihitamkan yang betul oleh guru-guru tersebut. Keempat, guru memberikan membocorkan kunci jawaban dengan menggunakan alat komunikasi seperti Hand Pone (HP). Tentunya model keempat ini, siswa telah di himbau untuk membawa HP kedalam ruang ujian.

Model kecurangan semacam ini dipastikan siswanya lulus 100%. Sekolah yang lulus 100% bisa membanggakan kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa. Dengan demikian nama baik sekolah mendapat apresiasi positif oleh institusi yang lebih tinggi dan masyarakat sekitarnya.

Post a Comment

0 Comments